KEBO EDAN

profilekomunikasipaketkontak
paket tour 2 malam paket tour 3 malam paket tour 4 malam
Paket Tour Murah

Disebut Kedo Edan atau kerbau gila oleh masyarakat lokal karena adanya patung raksasa penuh dengan hiasan tengkorak manusia. Lokasinya sekitar 2 km dari Tirta Empul ke arah Kintamani. Sebuah komplek peninggalan purbakala yang masih berada di tempat aslinya atau istilahnya in-site dan sudah menjadi kata Indonesia insitu. Karakter dari hiasan patung-patung yang ada di sini persis seperti sebuah patung yang ditemukan di Kediri dari jaman pemerintahan Kerta Negara.

Ingatan Maysarakat

Masyarakat yang berada di daerah tersebut tidak ingat untuk apa patung-patung yang menyeramkan itu dibangun di daerah tersebut. Namun arkeolog sangat yakin berdasarkan praktek-praktek yang dilakukan oleh sebuah aliran kepercayaan yang disebut dengan Tantrayana, sebuah aliran yang mungkin bisa dikatakan sebagai protes terhadap ajaran yang berlaku atau istilah kerennya main stream. Berdasarkan uraian-uraian dari praktek ini sangat cocok bahwa tempat ini merupakan simbul dari kehadiran aliran tersebut di Bali. Dalam dokumen sejarah Kediri pernah disebutkan bahwa raja Kerta Negara menyerang Bali dan mengirim beberapa kepala pasukannya untuk bertugas di Bali. Oleh karena itu sudah pasti beliau juga membawa keyakinan tersebut ke Bali. Sayangnya keyakinan ini sebagai protes dari main stream kebablasan dalam banyak hal. Seperti diketahui bahwa baik dalam Hindu maupun Buda sangat menganjurkan pengikutnya untuk mencapai sorga, tapi tidak pernah jelas apa yang dimaksud dnegan sorga, demikian juga hukuman di neraka setelah meninggal, dan tidak juga jelas apa dan bagaimana hukuman itu terjadi setelah seseorang itu meninggal. Sedangkan untuk masuk sorga demikian sulitnya bahkan seorang yang sudah dianggap khusuk dalam kegiatan keagamaan dianggap bisa saja tidak bisa masuk sorga oleh karena kesalahan kecil yang tidak bisa diukur dengan akal. Oleh karena itu masyarakat yang tidak terdidik atau tidak mampu memahami kehidupan setelah mati ini menjadi takut dan ketakutan ini seolah-olah tidak ada salurannya. Oleh karena itu bagi tokoh yang ekstrim merasa bahwa apa yang digembar-gemborkan sebagai sorga setelah mati mendapatkan tantangan, bahwa sorga ini sebenarnya kita capai dalam kehidupan ini.

Pengaruhnya Kemudian

Praktek Tantrayana ini tidak berlangsung lama di Bali, karena sudah diserap dan disaring oleh masyarakat, sehingga masyarakat tidak ingat persis apa sebenarnya yang telah terjadi. Hal ini masih bisa dibuktikan ketika seorang pedanda sedang memimpin upacara menggunakan gerak tangan yang aneh yang disebut mudra. Sebuah ritual keagamaan yang menggunakan istilah samleh, dan kepercayaan akan adanya kekuatan seseorang mentransormasi diri menjadi bentuk lain, kepercayaan akan adanya pemicu kekuatan berupa cakra, dan adanya kepercayaan tentang leak yang bahkan sudah difilmkan oleh produser Australia. Karcis masuk berupa sumbangan sukarela.