LUKISAN UBUD

profilekomunikasipaketkontak
paket tour 2 malam paket tour 3 malam paket tour 4 malam
Paket Tour Murah

BurungLukisan atas kanvas pertama yang berkembang di Bali adalah lukisan gaya Kamaasn, sesuai nama desa tempat pertama kali lukisan itu dibuat. Pengaruh lukisan ini sangat luas di Bali, terutama dilukis di dinding-dinding bangunan tempat suci. Berbeda dengan lukisan gaya Batuan tidak begitu meluas, hal ini mungkin karena memerlukan ketrampilan lebih dan konsentrasi lebih tajam sehingga memerlukan waktu yang jauh lebih banyak untuk menyelesaikan sebuah lukisan kecil saja. Namun sedikit agak berbeda dalam gaya lukisan justru berkembang di Ubud yang jaraknya sekitar 10 km dari desa Batuan. Kapan tepatnya mulai berkembang di Ubud, tidak bisa dengan tepat diketahui. Ada kemungkinan setelah melemahnya kerajaan Bali mulai 1651 dan munculnya kerajaan-kerajaan kecil di Bali, mengingat adanya rumah keluarga raja di Ubud yang disebut "puri" yang kemungkinan adalah kedudukan sebuah pusat administrasi di bawah raja bernama kmancaan. Di bawah kemancaan ada beberapa pusat Berburupemerintahan yang lebih kecil bernama "perbekelan". Kemungkinan besar Ubud berada di bawah kerajaan Gianyar, dan secara logika dilihat dari gelar kastanya sekarang sangat masuk akal. Karena sejak 1929 Raja Gianyar diberi gelar Cocorda oleh Belanda, dan keluarga raja-raja di Ubud gelarnya sama. Ada juga kemugkinan Ubud melepaskan diri dari Gianyar dan menyatakan sebagai sebuah kerajaan sebelum 1929, sebuah gejala yang terjadi di Bali sepanjang abad 19.

Pada awalnya gaya Ubud mirip dengan Batuan kebanyakan berdasarkan thema kepercayaan atau keagamaan dengan mengambil obyek-obyek cerita Ramayana, Mahabharata dan pernik-pernik ritul Hindu. Dari segi bahan pewarnaan juga sama berdasarkan hitam dan putih blending. Tidak mngenal dimensi lebih dari satu, akan etapi sangat detail, sepertinya daun-daun pohon dihitung oleh pelukis, tidak ada satu titik yang luput dari 100% penyelesaian pelukis. Namun kedatangan pelukis Belanda di Ubud seperti Walter Spies (1926), Rodof Bonnet (1928) merubah wajah seni lukis Ubud dengan diperkenalkanya teknik tiga dimensi. Lahirlah gaya lukisan Ubud yang sangat terkenal di seluruh dunia. Setelah didirikannya yayasan seniman bernama Pitha Maha 1934 banyak sekali kegiatan pameran ke berbagai negara di dunia sampai menjelang perang dunia II. Hal ini menyebabkan Ubud semakin dikenal di seluruh dunia dan menjadi buah bibir para bungaRoyongpencinta seni dan masyarakat biasa. Tersebarnya nama Ubud ini justru lebih mengundang lagi berbagai seniman datang ke Ubud bahkan ada yang sampai menjadi wni dan kawin dengan orang Bali seperti Don Antonio Blanco dan Le Mayeur de Mepres.Perang dunia II menyebabkan kegiatan seniman menurun dan sepertinya mati sampai jaman kemerdekaan RI dan dipicu oleh berkmbangknya pariwisata Bali mulai tahun 1970an kembali melejit sebagai salah satu sumber kehidupan yang sangat menjanjikan. Sampai-sampai pemerintah Bali mendirikan Sekolah Mengenah Seni Rupa, dan dilanjutkan lagi dengan mendirikan Akademi Seni Rupa. Sayangnya perkembangan ini diamputasi lagi oleh merebaknya teroris berbasis Islam.

Sejajar dengan perkembangan seni lukis berkembang pesat juga seni patung, timbul berbagai gaya lokal dan pengaruh luar. Hal ini bukan saja dipicu oleh art viva art, akan tetapi oleh latar belakang bisnis yang sangat menjanjikan. Para pedagang dari berbagai negara membawa desain baru ke Ubud dan sekitarnya untuk diproduksi di Bali. Jadilah daerah Gianyar dan sekitarnya dengan pusat di sekitar Ubud sebuah sentra industri kreatif yang sangat tinggi. Ini diikuti juga oleh kreativitas seni lainnya seperti kerajinan mas-perak, anyaman dan kreatif lainnya, dicatat sebagai daerah yang mempunya pendapatan per kepala tertinggi di Asia.